Momen Haru di Tengah Banjir: Kapolda Kaltara Kunjungi Nenek Maimunah, Dapat Permintaan Pisang Sanggar

redaksi

TANJUNG SELOR, Penakaltara.Id — Dalam rangkaian kunjungan penyaluran bantuan untuk warga terdampak banjir di Desa Pejalin, Kecamatan Tanjung Palas, Kapolda Kalimantan Utara Irjen Pol. Hary Sudwijanto, S.I.K., M.Si. menyempatkan diri menyambangi salah satu warga lansia yang hidup mandiri, Nenek Maimunah, Kamis siang, 22 Mei 2025.

Di tengah kesibukan dan padatnya agenda kegiatan, Kapolda menunjukkan sisi humanisnya dengan mendatangi sebuah pondok kecil sederhana milik sang nenek yang masih bertahan di tengah dampak banjir. Meski memiliki anak-anak yang tinggal tak jauh darinya, Nenek Maimunah memilih hidup mandiri, menjaga kemandirian dan semangat hidup di usia senja.

Setibanya di pondok itu, Kapolda langsung disambut hangat oleh Nenek Maimunah. Suasana pertemuan keduanya terasa begitu akrab dan menyentuh, seperti layaknya pertemuan seorang anak dengan ibunya. Mereka berbincang santai, saling bertukar senyum, dan mendoakan satu sama lain.

Baca juga  Polda Kaltara Gelar Upacara Hari Kesaktian Pancasila ke - 59

“Sehat-sehat ya, Nek,” ucap Kapolda penuh empati sembari menggenggam tangan sang nenek.

Nenek Maimunah pun membalas dengan doa yang tulus, “Semoga Bapak Kapolda selalu sehat dan selamat menjalankan tugas. Terima kasih sudah datang ke tempat nenek,” ucapnya lirih namun penuh makna.

Momen paling berkesan terjadi ketika Kapolda, sebelum berpamitan, menanyakan keinginan sang nenek.

“Nenek pingin apa? Nanti saya bawakan,” tanya Kapolda dengan suara lembut.

Tak disangka, jawaban Nenek Maimunah begitu sederhana namun menggugah hati.
“Pingin pisang sanggar aja, Nak,” jawabnya sambil tersenyum penuh ketulusan.

Pisang sanggar—makanan khas sederhana yang mengingatkan pada kehangatan rumah dan masa kecil—menjadi simbol keinginan yang bersahaja, mengingatkan kita semua akan nilai kesederhanaan dan kebahagiaan yang tidak selalu diukur dari materi.

Kunjungan Kapolda ke pondok Nenek Maimunah menjadi simbol kuat hubungan emosional antara negara dengan rakyatnya. Di tengah kondisi sulit akibat banjir, kehadiran seorang pejabat tinggi di rumah warga kecil bukanlah sekadar formalitas, tetapi bukti nyata bahwa negara hadir dan peduli.

“Inilah wajah Polri yang kami ingin tunjukkan—Polri yang peduli, yang hadir bukan hanya untuk menegakkan hukum, tetapi juga untuk mendengarkan dan menyentuh hati,” ujar salah satu perwira yang turut mendampingi Kapolda.

Kepala Desa Pejalin, Abdul Rajak, yang turut mendampingi, mengungkapkan apresiasi atas perhatian yang diberikan langsung oleh Kapolda.

Baca juga  Kapolda Kaltara Pantau Situasi Kamtibmas di Desa Mangkupadi: Peran Satkamling sebagai Penopang Keamanan dan Pembangunan

“Bapak Kapolda bukan hanya datang memberi bantuan, tapi juga menunjukkan rasa empati yang luar biasa kepada warga kami, terutama lansia seperti Nenek Maimunah. Ini sangat menyentuh hati kami semua,” ucapnya.

Momen sederhana bersama Nenek Maimunah menjadi pelajaran penting bahwa sentuhan kemanusiaan lebih kuat daripada seremonial. Dalam situasi darurat sekalipun, perhatian terhadap sisi-sisi kemanusiaan seperti ini justru menjadi titik penguat hubungan antara masyarakat dan aparat negara.

Kisah ini membuktikan bahwa kepemimpinan yang menyentuh hati rakyat akan selalu meninggalkan jejak yang mendalam—bukan hanya dalam berita, tetapi di hati mereka yang merasakannya langsung. (***/)

Baca juga

Tags

Ads - Before Footer