TANJUNG SELOR, Penakaltara.Id – Suasana haru dan penuh keprihatinan mewarnai pertemuan antara Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Ingkong Ala, S.E., M.Si, dengan para pengurus Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kabupaten Bulungan, yang dipimpin langsung oleh Ketua HIMPAUDI Bulungan, Sri Widayah, S.Pd, pada Selasa (8/4/2025) lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Widayah dengan penuh emosi menyampaikan curahan hati dan perjuangan para guru PAUD yang selama ini tetap mengabdi tanpa insentif yang layak dari pemerintah provinsi. Ia tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan keresahan atas ditiadakannya kembali insentif yang sebelumnya sangat membantu keberlangsungan para guru di lapangan.
“Kembali lagi, kami harus berjuang tanpa dukungan,” ucap Sri Widayah dengan suara bergetar di hadapan Wakil Gubernur.
Dengan suara lirih namun penuh keteguhan, ia menggambarkan realita berat yang dihadapi para tenaga pendidik PAUD di Bulungan.
“Kami tidak hanya mengajar, kami juga berjuang untuk bertahan,” lanjutnya.
“Tanpa insentif, kami tetap akan mengajar dengan hati yang tulus. Namun, kami sangat sedih dan kecewa ketika mendengar bahwa insentif untuk guru PAUD ditiadakan lagi. Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali keputusan ini dan memberikan dukungan yang lebih besar kepada kami,” tegas Sri Widayah sambil menitikkan air mata.
Lebih lanjut, Sri Widayah menegaskan bahwa guru PAUD adalah fondasi awal dalam mencetak generasi masa depan yang berkualitas. Namun sayangnya, mereka kerap terabaikan dalam kebijakan pemerintah.

“Guru PAUD adalah ujung tombak pendidikan anak-anak, namun kami sering kali dilupakan dalam hal dukungan dan penghargaan. Kami berharap dapat terus memberikan yang terbaik untuk anak-anak, meskipun tanpa insentif,” ujarnya pilu.
Tak hanya menyuarakan tentang insentif, Ketua HIMPAUDI juga menyinggung nasib para guru PAUD yang saat ini sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi demi memenuhi standar kualifikasi. Mereka berharap ada bantuan untuk biaya pendidikan seperti uang semester.
“Banyak guru PAUD yang sedang kuliah, dan mereka benar-benar berharap ada bantuan, minimal untuk membayar uang semester. Mereka kuliah bukan untuk gelar, tapi agar bisa memberikan pendidikan yang lebih baik kepada anak-anak,” katanya penuh harap.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Ingkong Ala tampak terenyuh dan menyimak dengan saksama setiap keluhan dan aspirasi yang disampaikan. Ia mengapresiasi dedikasi para guru PAUD dan menegaskan komitmen pemerintah untuk menindaklanjuti aspirasi tersebut.
“Saya mendengar dan memahami apa yang dirasakan oleh para guru PAUD. Perjuangan yang luar biasa. Kita akan bahas dan evaluasi kembali di tingkat provinsi. Aspirasi ini akan saya sampaikan langsung kepada Gubernur,” ujar Ingkong Ala dengan nada empati.

Pertemuan ini menjadi pengingat kuat akan pentingnya keberpihakan pemerintah terhadap sektor pendidikan dasar, terutama PAUD. Diharapkan, melalui dorongan moral dan kebijakan yang berpihak, kesejahteraan guru PAUD dapat meningkat dan mutu pendidikan anak usia dini di Kalimantan Utara semakin berkualitas.
Untuk diketahui, tak hanya pertemuan berlangsung di Wagub Kaltara. Melainkan, secara langsung juga menghadap ke Ketua DPRD Kaltara, BKAD dan sejumlah instansi terkait lainnya. (***/)