TANJUNG SELOR – Pemerintah Kabupaten Bulungan menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berwawasan lingkungan melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi Program Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE) 2025.

Kegiatan yang mengusung tema “Pembangunan Hijau untuk Bulungan Unggul melalui Kolaborasi Ekologi dan Ekonomi” ini berlangsung di Aula Rumah Jabatan Bupati Bulungan, Senin (22/7/25), dihadiri para kepala desa, perangkat daerah, serta mitra strategis pembangunan.
Dalam sambutannya, Bupati Bulungan, Syarwani, S.Pd., M.Si., menegaskan bahwa program TAKE merupakan salah satu dari 15 program prioritas pembangunan daerah yang akan terus diperkuat selama lima tahun ke depan.
Ia menyebut, TAKE adalah wujud nyata sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah desa dalam mendorong pembangunan berkelanjutan yang tidak mengorbankan aspek lingkungan.
“Program ini tidak hanya bicara soal anggaran, tapi soal komitmen. Komitmen kita menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi masyarakat desa dan kelestarian ekologi,” ujarnya.

Pada tahun 2025, Pemkab Bulungan mengalokasikan Rp 7 miliar untuk program TAKE Bulungan Hijau, meningkat dari alokasi tahun sebelumnya sebesar Rp 5 miliar.
Dana tersebut akan dikompetisikan bagi desa-desa yang memiliki inisiatif pembangunan berbasis ekologi, mulai dari wilayah Sungai Kayan hingga pesisir Tanjung Palas Tengah dan Sekatak.
Bupati juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif desa dalam menyusun program inovatif yang sesuai dengan karakteristik dan potensi lokal. Ia menyayangkan masih adanya desa yang belum memanfaatkan peluang kompetisi TAKE secara maksimal, dan mengajak semua pihak untuk memperkuat kolaborasi.
“Melalui TAKE, kita dorong satu desa satu produk unggulan yang tidak hanya berorientasi pasar lokal, tapi mampu menembus pasar nasional,” lanjutnya, sembari menyinggung keberhasilan desa-desa di Pejalin dan Antutan dalam mengembangkan produk olahan cokelat.
Dalam kesempatan itu, Syarwani juga menekankan pentingnya penanganan isu persampahan, terutama penghentian sistem open dumping yang tidak lagi sesuai dengan kebijakan nasional. Ia mendorong desa-desa untuk mulai berinovasi dalam pengelolaan sampah, termasuk pemanfaatan mesin pencacah plastik yang dapat bernilai ekonomi.
“Sampah plastik bisa menjadi sumber ekonomi baru jika dikelola dengan baik. Di Bunyu, hal ini sudah dibuktikan melalui kerja sama dengan Pertamina,”katanya.
Bupati turut menyoroti potensi ekosistem pesisir dan landscape Sungai Kayan yang saat ini menjadi perhatian mitra pembangunan internasional. Ia berharap percepatan peta jalan pembangunan kawasan ini bisa menjadi contoh untuk desa-desa lain.

Rakor juga dimanfaatkan untuk menegaskan kembali pentingnya tata kelola keuangan koperasi desa, khususnya 74 Koperasi Merah Putih yang telah diluncurkan.
Pemerintah daerah akan membentuk satuan tugas khusus guna mendampingi dan mengawasi pengelolaan koperasi agar transparan dan akuntabel.
“Keberhasilan koperasi bukan hanya soal berdiri, tapi soal keberlanjutan dan pertanggungjawaban. Ini akan kita kawal agar tidak menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari,” tegasnya.
Bupati menyampaikan ucapan terima kasih pada para mitra strategis pembangunan Kabupaten Bulungan seperti YKAN, GGI, dan YGAP yang telah memberikan kontribusi besar dalam mengangkat potensi desa dan memperkenalkan Bulungan di tingkat nasional.
“Bulungan tidak bisa bekerja sendiri. Kita membutuhkan jejaring, kolaborasi, dan semangat bersama agar pembangunan hijau yang kita cita-citakan benar-benar berdampak,” tutupnya. (***/)