Ikan Pesut Diklaim Masih Eksis di DAS Sesayap

redaksi

TANA TIDUNG – Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Tana Tidung mengklaim keberadaan ikan pesut (orcaella) masih eksis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sesayap, Kabupaten Tana Tidung. Jenis mamalia air tawar ini sering dijumpai di muara DAS Sesayap hingga depan pelabuhan Keramat, Tideng Pale.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Tana Tidung, Rudi, A.Pi, Selasa (1/10). Ikan pesut sering terlihat ketika air mulai naik, atau mengikuti pergerakan air dari muara hulu DAS Sesayap.”Jadi migrasi ikan ini sejalan dengan pergerakan pasang surut air. Bisa jadi juga pergerakan ikan pesut ini karena banyak makanan di situ, pakan alaminya ikan ini plankton,” kata Rudi.

Baca juga  Bawaslu Kaltara Gelar Kompetisi Penanganan Pelanggaran untuk Bawaslu Kabupaten/Kota

Meski begitu, popolusi ikan ini sangat terbatas, karena itu ditetapkan sebagai salah satu ikan langka sehingga harus dilindungi.”Kalau keberadaannya yang saya lihat di lapangan masih eksis, cuma terkait dengan berapa populasinya kami tidak punya data. Yang pasti, keberadaan ikan pesut di DAS Sesayap ini juga mendapat perhatian dari LSM LSM luar untuk mengamati pergerakan ikan ini karena ikan ini termasuk ikan langka dan dilindungi,” ujar Rudi.

Masih eksisya ikan ini juga menunjukkan pencemaran di perairan DAS Sesayap ke daerah hulu belum kritis. Hanya saja yang perlu mendapatkan perhatian terkait dengan sampah,penggunaan alat tangkap yang dilarang seperti setrrum dan racun.

“Penggunaan alat tangkap dilarang itu masih ada sepeti racun dan setrum. Karena itu, kami gencar mengedukasikan nelayan yang alat tangkapnya tidak ramah lingkungan, karena riskan kan karena mengacam kelanjutan ekosistem di sungai,” tegas Rudi.

Namun sejauh ini belum ditemukan kematian pesut di DAS Sesayap. Selain, tingkat pencemaran DAS belum kritis juga jumlah nelayan tidak banyak lagi karena beralih profesi menjadi petani walet maupun perkebunan.

Rudi menambahkan, adaptasi ikan ini sebenarnya lebih toleran jika dilihat pola migrasinya dari air payau ke air tawar. Artinya, toleransi terhadap kadar garam tinggi, begitu juga dengan cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi atau kemarau panjang , sangat adaptif.”Makanya pesut ini survive bisa hidup sampai sekarang, tinggal bagaimana kita bisa menjaga lingkungannya, utamanya terkait dengan alat tangkap yang dilarang digunakan,” kata Rudi.

Baca juga  Antisipasi Kerawanan Pungut Hitung, Bawaslu Kaltara Petakan 23 Indikator Potensi TPS Rawan

Di Tana Tidung, kata Rudi, pesut yang sering terlihat di hulu DAS Sesayap adaptif dengan air tawar, sementara yang dilihat masyarakat Desa Bebatu adaptif dengan air asin.”Artinya ada kemiripan ikan pesut ini, hanya beda jenis,” tutup Rudi.(adv/hdi)

Baca juga

Tags

Ads - Before Footer