Tana Tidung Terhubung Resmi Diuji Coba

redaksi

TANA TIDUNG – Proyek perubahan kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tana Tidung M. Arief Prasetiawan Tana Tidung Terhubung (3T) resmi diujicobakan atau di-launching oleh kepala Dishub Provinsi Kaltara H. Andi Nasuha, di Kantor Dishub Tana Tidung, Jumat (20/9).

Lauching ini juga dihadiri camat Sesayap Hilir, tokoh masyarakat Desa Bebatu dan Tideng Pale, tokoh pemuda, tokoh adat dan beberapa masyarakat Tideng Pale.

Kepala Dishub Tana Tidung M. Arief Prasetiawan mengatakan, untuk tahap awaluji coba dilakukan mulai dari Desa Bebatu menuju ke Desa Sesayap (Kecamatan Sesayap Hilir), lalu ke Desa Tideng Pale (Kecamatan Sesayap) dengan jarak sekitar 38 km pulang pergi dalam sehari. “Estimasi keberangkatan dari Bebatu jam 9 pagi, sementara dari Tideng Pale jam 4 sore. Jadi sehari pulang pergi,” kata Arief usai uji coba.

Baca juga  Gelar Syukuran HUT ke - 6 Polda Kalimantan Utara

Saat ini masih menggunakan 1 mobil yang disediakan oleh pihak swasta, sementara pengelolaannya diberikan kepada BUMDes Bebatu.“Kapasitas mobilnya bisa muat 12 sampai 16 penumpang,” sebut Arief.

Arief mengatakan, 3T ini merupkan proyek perubahan kepala Dishub Tana Tidung sebagai salah satu persyaratan mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional tingkat II LAN KDOD RI Samarinda.“Dengan proyek perubahan ini bisa bermanfaat dan menciptakan konektivias antar wilayah di Tana Tidung,” ujar Arief.

Proyek perubahan ini juga merupakan kolaborasi pemerintah daerah melalui Dishub dengan BUMDes Bebatu, dan pihak swasta, tujuannya mensinergikan untuk menciptakan konektivitas antar wilayah.“Ke depannya trayek ini dikembangkan tidak hanya desa Bebatu Sesayap Hilir, tapi juga desa lain juga kita coba wujudkan,” terang Arief.

Baca juga  Wakapolda Kaltara Turut Meriahkan Momentum Peringatan Hari Kelahiran Pancasila Bersama Stakeholder Kaltara

Bicara soal efisiensi, Arief menjelaskan, saat ini masyarakat Bebatu ke Tideng Pale menggunakan speedboat bisa menghabiskan biaya hingga Rp 120 ribu untuk sekali perjalanan. Dengan 3T bisa ditekan menjadi sekitar Rp 40 ribu sampai Rp50 ribu sekali jalan.

Kedua, kata Arief, masyarakat di Bebatu juga tidak banyak memiliki kendaraan roda empat. Hasil survei, dari 20 rumah hanya 1 yang memiliki mobil.“Makanya dengan 3T harapan pemda, masyarakat Bebatu yang ingin beraktivitas di Tideng Pale terkait ekonomi atau urusan pemerintahan bisa mengunakan moda transportasi Tana Tidung Terhubung ini,” kata Arief.

Masyarakat pun menyambut antusias hadirnya 3T ini. Karena bisa membantu mobilisasi masyarakat ke ibu kota kabupaten, maupun untuk urusan ekonomi. “Kita punya tagline dengan 3T ini yaitu Menyatukan, Menggerakkan dan Menghubungkan,” ungkap Arief.

Baca juga  Kapolda Kaltara Kunjungan ke Icon - icon Perbatasan di Pulau Sebatik dan Tarakan

Terkait dengan tarif, kata Arief, saat ini masih dalam bentuk draft SK. Berdasarkan hitung hitungan secara teknis sekitar Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu dari Bebatu ke Tideng Pale.“Karena belum kami tetapkan, karena masih dalam uji coba belum ditetapkan dengan SK kepala daerah, masih dalam proses draft lah, jangka menengahnya SK trayek dan SK tarifnya,” tutup Arief. (adv/hdi)

Baca juga

Tags

Ads - Before Footer