Bebatu Akan Jadi Pilot Project Program Angkutan Desa

redaksi

TANA TIDUNG – Dinas Perhubungan (Dishub) Tana Tidung sedang menyusun program angkutan desa di Bumi Upun Taka.Sebagai langkah awal, Desa Bebatu, Kecamatan Sesayap Hilir akan menjadi percontohan atau pilot project untuk program angkutan desa.

Kepala Dishub Tana Tidung, M. Arief Prasetiawan menjelaskan munculnya program ini setelah melihat hasil survei kondisi masyarakat Bebatu, yang hingga saat ini dari 20 rumah hanya satu yang memiliki kendaraan umum yang bisa mengakomodir banyak orang.”Artinya bahwa kebutuhaan kendaraan mobil umum untuk anggkutan banyak orang sangat dibutuhkan,” terang Arief kepada media, Senin (9/9).

Kedua, dari sisi ekonomi, masih banyak warga Bebatu yang berbelanja ke Kota Tarakan dengan menggunakan speedboat dibanding ke Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, sebagai ibu kota kabupaten.”Dan tidak banyak yang memiliki kendaraan pribadi. Dengan adanya angkutan desa ini bisa memenuhi kebutuhan mereka terkait dengan kendaraan angkutan massal,” kata Arief didampingi Kabid Sapras dan Keselamatan Didakus Pito.

Baca juga  Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bulungan Gelar Seminar Pengembangan Mental, Moral, dan Agama

Selain itu,lanjut Arief dengan adanya angkutan desa juga bisa memudahkan mobilisasi masyarakat Bebatu menuju Tideng Pale, yang diketahui merupakan pusatnya kegiatan besar seperti Festival Budaya Irau 2024 lalu.”Harapan kita semakin menguatkan mobilisasi massa ke Tideng Pale,” ucap Arief.

Rencannya akan ada satu trip keberangkatan dari Bebatu-Tideng Pale pada pagi, dan kembali sore dari Tideng Pale ke Bebatu.Untuk penentuan trayek merupakan kewenangan pemerintah daerah dalam hal ini Dishub Tana Tidung.”Setelah trayek desa Bebatu ini berjalan lancar dan sukses, kita bisa lanjut ke desa lainnya, misalnya Belayan Ari, agar akses ke ibu kota lebih mudah,” beber Arief.

Untuk menjalankan program ini, Dishub berencana mengkolaborasikan perusahaan swasta dan BUMDes di masing masing desa yang memiliki angkutan desa.Dengan skema pengadaan moda atau mobil disiapkan perusahaan swasta, sedangkan pengelolaan diserahkan ke BUMDes.”Karena mungkin belum ada pihak swasta yang mau berinvestasi di angkutan desa ini. Makanya kita siasati dengan skema pengadaan mobil swasta, yang kelola BUMDes,” ungkap Arief.

Baca juga  Keberhasilan Pembangunan Sangat Dirasakan Masyarakat, SiAP Layak Dua Periode

Arief menambahkan, tidak hanya angkutan darat, Dishub juga akan membuat program dengan membuka trayek speedboat reguler Tideng Pale-Tana Lia.Selama ini, masyarakat Tana Lia yang hendak ke Tideng Pale harus mengeluarkan biaya yang cukup besar Rp 3 juta sampai Rp 4 juta sekali berangkat karena harus mencharter speedboat.”Diharapkan dengan adanya trayek rute reguler bisa memudahkan masyarakat Tana Lia ke Tideng Pale dengan tarif yang lebih murah,” ujar Arief.(adv/hdi)

Baca juga

Tags

Ads - Before Footer