Cegah Kekerasan di Satuan Pendidikan, BPMP Kaltara Gelar Sosialisasi Penguatan TPPK

redaksi

TANJUNG SELOR, penakaltara.id – Upaya pencegahan tindak kekerasan di satuan pendidikan terus digalakkan Badan Penjaminan Mutu (BPMP) Provinsi Kalimantan Utara. Salah satunya, dengan pelaksanaan sosialisasi penguatan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).

Ini dengan berkolaborasi bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bulungan yang berlangsung di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Bulungan, Selasa (13/8/2024).

Kepala BPMP Kaltara, Andrianus Hendro Triatmoko, S.T., M.T dalam sambutannya menyampaikan, alasan pertama diinisiasi pelaksanaan penguatan TPPK ini. Dikarenakan, terkait kekerasan di satuan pendidikan dianggap menjadi suatu hal serius dan perlu penanganan secara bersama. “Namun, di sini perlu suatu kolaborasi antar seluruh pemangku kepentingan, baik pusat dan daerah. Semua perlu bahu – membahu agar tidak ada kekerasan di satuan pendidikan,” harapnya.

Lebih lanjut, pihaknya menyebutkan terkait beberapa jenis kekerasan yang dapat terjadi di satuan pendidikan. Pertama, kekerasan fisik yang dalam arti kekerasan dengan penggunaan fisik dan membuat orang lain sakit atau tidak nyaman. Selanjutnya, kekerasan verbal, kekerasan non fisik tetapi lisan.

Baca juga  Antisipasi Ancaman KamtibmasDit Samapta Polda Kaltara Galakkan Patroli Blue Light

“Perundungan/bullying juga termasuk. Seperti menganggap orang lain lemah dan lain sebagainya. Terakhir, kekerasan seksual yang dapat terjadi di satuan pendidikan. Termasuk, pengucilan karena latar belakang berbeda. Tentu, ini patut menjadi atensi,” ungkapnya.

Tambahnya, pihaknya meyakini bahwa hal – hal itu semua tentu tak ingin terjadi. Sehingga melalui pertemuan ini dalam rangka sosialisasi. Maka, harapannya semua jenis kekerasan di satuan pendidikan dapat hilang ataupun diminimalisir.”Ya, karena dilihat berdasarkan data. Satu dari tiga anak pernah mengalami perundungan. Ini masalah besar. Padahal mereka adalah generasi penerus bangsa ini,” ujarnya.

Untuk itu, lebih lanjut, upaya pencegahan diharapkan dapat terus dilakukan. Bangun sebuah mekanisme sederhana di satuan pendidikan. Ada sebuah reward dan punismen. Sehingga terwujud sekolah yang aman dan nyaman serta pelajar dapat merayakan sebuah kemerdekaan. “Harapannya melalui kegiatan ini. Kita semua memiliki persepsi dan pemahaman sama. Sehingga terwujud sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan. Saya yakin kita bisa,” tukasnya.

Baca juga  Tingkatkan Keimanan dan Ketaqwaan dengan Binrohtal

Sementara, Plt. Kepala DP3AP2KB Bulungan, H. Jamal, S.H., M.AP yang secara resmi membuka sosialisasi penguatan TPPK menambahkan bahwa benar pentingnya pelaksanaan penguatan TPPK. Bahkan, mengaca pada kasus yang pernah ada. Korban tidak berani melaporkan.”Di sini perlu diberikan pemahaman komprehensif. Sehingga tingkat kekerasan di satuan pendidikan dapat dicegah atau diminimalisir,” ungkapnya.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, lanjutnya, pihaknya tentu sangat mengapresiasi langkah atau inisiasi BPMP Kaltara. Apalagi, dalam pemberian suatu materi dengan peserta sosialisasi para guru di satuan pendidikan yang ada di Kabupaten Bulungan. Hal ini akan berdampak positif bagi perkembangan dunia pendidikan nantinya.”Apalagi adanya materi management kasus dan mediasi. Sehingga diharapkan seluruh peserta yang mengikuti dapat dengan baik menyimak. Kami tentu beri atensi dengan kasus kekerasan di dunia pendidikan,” tegasnya.

Baca juga  Masyarakat Antusias Akan Aksi PMTI Berbagi Takjil di Bulan Suci Ramadan

Sementara, salah satu narasumber pada kegiatan Dr. Arif Jauhar Tontowi, MM yang juga selaku Koordinator Konsultan BPMP Kaltara dalam hal ini menyampaikan materi manajemen kasus pada satuan pendidikan.

Ini sebagaimana tujuan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kapasitas peserta baik pengetahuan maupun keterampilan dalam menjalankan manajemen kasus kekerasan dan mediasi di dalam satuan pendidikan.

Lalu apa saja komponen utama manajemen kasus ?. Komponen yang dapat mendukung praktik/proses menajemen kasus. Meliputi, SOP, instrumen teknis dan regulasi yang mendukung. Kemudian, struktur dan tugas tim manajemen kasus, sumber daya manusia yang terampil, praktik supervisi, sumber finansial dan material yang memadai.

Terakhir, keterlibatan aktivis PATBM, anak dan keluarga, manajemen data dan proses monitoring evaluasi. Hingga sejumlah pendalaman materi manajemen kasus disampaikan. Seluruh peserta menyimak dengan seksama. (advetorial)

Baca juga

Tags

Ads - Before Footer