TANA TIDUNG – Dinas Kesehatan Tana Tidung telah melakukan skrining kejiwaan terhadap pelajar. Namun jumlahnya masih minim, ada sekitar 63 persen pelajar di Bumi Upun Taka yang belum diskrining.
Kepala Dinas Kesehatan Tana Tidung H. Sarif melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Hanna Juniar mengatakan, dari pelajar yang telah diskrining sekitar 13 persen kejiwaan mereka interprestasinya normal, sementara sisanya 87 persen memilki masalah prilaku dan emosi yang kurang normal.
“Hasil skrining ini lah yang jadi alasan kami memprioritaskan anak anak sekolah dalam kegiatan sosialisasi ini,” kata Hanna usai memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang digelar di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tana Tidung, Selasa (8/10).
Hanna mengatakan, kondisi remaja sekarang kurang aktif bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan sebaliknya lebih banyak fokus pada gadget. Sehingga dapat dikatakan interaksi sosialnya kurang.”Ini lah yang membuat ketika ada permasalahan, mereka untuk berkomunikasi atau bercerita tentang isi hati mereka itu kurang, karena hidupnya itu lebih fokus pada gadget jadi interaksi sosialnya itu kurang,” terangnya.
Tidak hanya itu, mereka juga tidak berani misalnya berkonsultasi dengan guru atau otang tua ketika menghadapi masalah sehingga lebih rentan terkena masalah mental. “Sebaliknya dengan adanya komunikasi, anak anak itu akan lebih terbuka wawasannya dan lebih mudah juga untuk menyampaikan isi hatinya,” kata Hanna.
Terkait dengan kegiatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ini, Dinkes Tana Tidung menggelar sosialisasi dengan narasumber dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang membawakan materi tentang NAPZA, dan dokter dari Puskesmas Kujau yang telah terlatih untuk kesehatan jiwa masyarakat. (adv/hdi)
