5 Fakta Perang Saudara Sudan hingga 1 WNI Terluka Kena Peluru Nyasar

redaksi

 

Fakta – fakta soal perang saudara yang pecah di ibukota Khartoum, Sudan, sejak akhir pekan lalu dan upaya kudeta terbaru di negara Afrika utara tersebut. (AFP)

Jakarta, CNN Indonesia — Perang saudara pecah di Sudan. Rapid Support Forces (RSF), pasukan paramiliter Sudan, menyerbu sejumlah lokasi pada Sabtu (15/4) sebagai upaya kudeta terbaru di negara Afrika utara itu.
Dalam sebuah pernyataan, RSF mengklaim telah “mengontrol sepenuhnya” Istana Kepresidenan dan sejumlah bandara di Khartoum dan Merowe. Mereka juga mengklaim mengambil alih kediaman Panglima Angkatan Darat Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.
RSF menyebut serbuan ini jadi balasan terhadap serangan militer Sudan ke sejumlah markas RSF di Khartoum.
Berikut fakta-fakta perang saudara di Sudan yang dirangkum CNNIndonesia.com.
1. Balas diserang Angkatan Udara Sudan
Pendudukan Istana Kepresidenan Sudan oleh RSF dibalas Angkatan Udara Sudan dengan serangan udara ke markas RSF di ibukota Khartoum.

“Angkatan Udara Sudan menghancurkan kamp Tiba dan Soba di Khartoum milik RSF dan mendesak warga sipil di sekitar wilayah itu untuk tetap berada di dalam ruangan, demikian bunyi pernyataan resmi militer Sudan seperti dikutip dari AFP.

Baca juga  Jum'at Curhat, Kapolresta Terima Keluhan Masyarakat Terkait THM dan Gangguan Kamtibmas Lainnya

Langit Sudan ramai dengan jet-jet tempur. Ibukota juga dipenuhi suara tembakan.
2. WNI kena peluru nyasar
Seorang WNI terluka akibat peluru nyasar yang sempat menghantam kamp tempat pelajar Indonesia berlindung.

“Kemarin ada peluru yang jatuh ke tempat pengungsian kami dan mengenai teman saya. Alhamdulillah dia tidak kenapa-kenapa, hanya luka ringan. Mungkin karena sebelumnya [peluru] sudah mantul ke objek lain,” kata Sabiq, mahasiswa asal Indonesia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (18/4).

Sabiq berkata sebanyak 12 mahasiswa WNI berlindung di kamp yang berlokasi di selatan Khartoum itu.
3. Gedung KBRI jadi safe house WNI
Kementerian Luar Negeri menyebut gedung KBRI untuk Sudan di Khartoum dijadikan safe house WNI yang terjebak perang saudara. KBRI juga telah menyiapkan segala kemungkinan jika kondisi tak kunjung kondusif bagi WNI di Sudan terutama Khartoum.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha memastikan KBRi tengah bekerja sama dengan komunitas Indonesia untuk memasok bantuan logistik dan menyediakan layanan hotline jika ada WNI yang mengalami situasi darurat.
4. Korban tewas nyaris 200 jiwa
Sejak Sabtu (15/4), PBB mencatat perang saudara di Sudan telah menewaskan 185 orang dan melukai 1.800 orang. Kepala misi PBB untuk Sudan Volker Perthes menyebut situasi Sudan saat ini “sangat cair” sehingga sulit untuk mengetahui kondisi pemerintahan yang sebenarnya.

5. Gencatan senjata selama 24 jam
Militer dan RSF sepakat melakukan gencatan senjata selama 24 jam mulai Selasa (18/4) malam. Jenderal Angkatan Darat sekaligus anggota dewan militer Sudan Shams El Din Kabbashi berkata gencatan senjata dimulai pukul 18.00 waktu setempat.

Dia menegaskan gencatan senjata tidak akan lebih dari 24 jam. Pemimpin RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo berkata kubunya setuju gencatan senjata.

Reuters melaporkan RSF memastikan keamanan bagi warga sipil dan evakuasi korban luka. (*)

Sumber : CNN Indonesia

Baca juga

Tags

Ads - Before Footer