TARAKAN, penakaltara – Pada Sabtu, 21 Januari 2023 kemaren, Polda Kaltara menggelar Serah Terima Jabatan (Sertijab) pergantian Kapolres di beberapa daerah di wilayah Kaltara. Salah satunya adalah Polres Tarakan.
Tongkat komando Kapolres Tarakan berganti dari Kapolres AKBP Taufik Nurmandia kepada AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar.
Begitu pula kepengurusan Ketua Bhayangkari Tarakan dan Ketua Pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari Cabang Tarakan, yang sebelumnya diketuai oleh Ny. Melly Taufik berganti ke Ny. Andravirti Ronaldo.
Ny. Andravirti Ronaldo menjadi salah satu simbol kepedulian dari organisasi anggota Polri di Bulungan dan peduli kaum wanita dimasa kini. Hal tersebut tergambar di beberapa agenda sosialnya ketika menjabat sebagai Ketua Bhayangkari Bulungan pada waktu lalu.
“Kami mohon doa dan restu agar dapat menjalankan tugas ini dengan baik, amanah & berdedikasi,” kata Andravirti Ronaldo, Senin (23/01/2023).
Sebelumnya, Ny. Andravirti Ronaldo memimpin Bhayangkari Bulungan dan digantikan oleh Ny. Adhe Agus istri dari Kombes Pol. Agus Nugraha yang kini menjabat sebagai Kapolresta Bulungan.
“Semoga Tuhan menyertai lembaran baru hidup kami dan dapat memberikan yang terbaik kepada Polres Tarakan, Bhayangkari Tarakan dan masyarakat Tarakan,” ucapnya.
Wanita yang pernah tergabung di salah satu LSM anti narkoba dan pembina Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kalimantan Selatan ini juga sempat mengunjungi kaum hawa di Lapas Tarakan untuk bhakti masyarakat beberapa waktu lalu.
“Terakhir saya mengunjungi lapas untuk bakti masyarakat ketika masih tergabung di salah satu LSM pengiat anti narkoba dan pembinaan ODHA di Kalsel, jd spt nostalgia lagi tapi dengan tugas yang berbeda,” tutupnya.
Perlu diketahui, Bhayangkari merupakan organisasi istri anggota Polri yang lahir atas gagasan Ny. HL. Soekanto pada tanggal 17 Agustus 1949 di Yogyakarta, dan sebagai Ketua Pengurus besar dijabat oleh Ny. T. Memet Tanumijaya.
Pada tanggal 19 Oktober 1952 dilaksanakan konferensi Istri Polisi yang dihadiri oleh 27 perwakilan daerah, dimana telah diputuskan untuk bersatu dalam gerak perjuangan melalui wadah tunggal organisasi persatuan istri Polri Bhayangkari dan tanggal tersebut ditetapkan pula sebagai Hari Anak-anak Kepolisian.
Berselang empat tahun diadakan kongres kedua pada tanggal 25 Desember 1956, telah disahkan Cupu Manik Astagina sebagai lambang Bhayangkari.
Kongres ketiga dilaksanakan tahun 1959, pada kesempatan tersebut disahkan Hymne Bhayangkari gubahan RAJ. Sudjasmin dengan syair oleh Ny. SA. Legowo.
Kongres kelima tahun 1963 menetapkan bahwa tanggal 19 Oktober 1952 merupakan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari.
Pada tanggal 15 April 1964 istri ketiga angkatan dan Polri bergabung dalam satu wadah organisasi yang disebut Dharma Pertiwi, dimana pada waktu itu terpilih sebagai ketua adalah Ny.B. Soewito dari Bhayangkari, sedangkan Mars Bhayangkari disahkan pada rapat kerja dewan pimpinan Bhayangkari pada tahun 1970 di Jakarta.
Sesuai kebijaksanaan pimpinan Hankam tentang organisasi ABRI tahun 1971 terjadi perubahan corak kepemimpinan dari tidak fungsional menjadi fungsional, sebagai Istri Kapolri saat itu secara fungsional Ny. Muhammad Hasan ditunjuk sebagai ketua Umum Bhayangkari yang pertama.
Tahun 1974 pada Musyawarah Pusat Bhayangkari IX, sebutan persatuan potensi Wanita Polri Bhayangkari berubah menjadi Persatuan Istri Anggota Polri Bhayangkari dan merupakan organisasi ekstra struktural yang berada dibawah pembinaan Polri. (*)
Sumber : Narahubung