TANJUNG SELOR (penakaltara.id) – Menghadirkan pemerataan pembangunan dalam segala bidang terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Bulungan bukan hanya disektor pembangunan fisik hingga infrastruktur. Namun juga pembangunan sosial budaya masyarakat terutama bagaimana mempertahankan dan melestarikan adat istiadat, budaya hingga bahasa masyarakat asli tetap eksis dan berkembang di lingkungan masyarakat.
Bupati Bulungan, Syarwani, S.Pd, M.Si saat membuka lounching kurikulum muatan lokal (Mulok) bahasa dan sastra daerah Kabupaten Bulungan, terutama Bahasa Dayak, Tidung hingga Bulungan di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) pada Selasa 15 November 2023 mengatakan.
Pihaknya sangat serius dalam upaya mempertahankan dan membangkitkan kembali penggunaan bahasa hingga adat istiadat masyarakat asli Bulungan.“Bahkan dalam kesempatan saya berbicara dengan kelompok masyarakat adat. Bagaimana kita harus menarasikan dan menulis tentang bahasa, hingga budaya masyarakat asli dalam bentuk dokumen,”tegas bupati belum lama ini.
Harapannya, tiap prosesi perkawinan atau apapun baik Tidung, Bulungan, Dayak apa yang telah dilakukan orang tua kita juga sama dengan apa yang lakukan oleh anak cucu yang sekarang.“Mungkin yang kita catat hari ini adalah narasumber kedua, mungkin (generasi) diatasnya seharusnya lebih banyak referensi akar budaya kita yang bisa kita catat,”terangnya.
Apa yang dilakukan hari ini adalah langkah maju dengan mencatat menarasikan dalam konteks bahasa yang kemudian kita ajarkan ke sekolah-sekolah dalam bentuk kurikulum muatan lokal. “Tentu ke depan harus lebih banyak lagi yang harus kita lakukan,”singkatnya.
Bupati menambahkan, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata juga harus bersinergi bagaimana mengangkat dan mempromosikan bahasa dan budaya asli kita bukan hanya dalam kegiatan formal pendidikan saja. Namun juga melalui konten media sosial dikalangan anak muda.“Bulungan ini banyak konten kreator yang pengikutnya jutaan namun sayangnya belum banyak yang mempromosikan kebudayaan asli Bulungan,”ungkapnya.
Ke Depan, kata bupati, kita harus banyak membuat konten bahasa asli Tidung, Dayak maupun Bulungan di berbagai platform media sosial.“Sehingga anak anak kita tetap memiliki memori tentang bahasa daerahnya,”tambahnya. Menurutnya demi menjaga dan melindungi eksistensi bahasa dan budaya asli, Pemda Bulungan juga telah menerbitkan peraturan bupati tentang kurikulum bahasa daerah pada muatan lokal pendidikan disekolah.
“Saat ini sudah ada 20 sekolah menerapkan kurikulum muatan lokal bahasa daerah. Mudahan semakin hari semakin bertambah, saya harap teman-teman guru dan kepala sekolah membuka peluang menerapkan ini. Baru kemudian melangkah pada aspek budaya,”katanya.
Dengan semakin maju dan berkembangnya Kabupaten Bulungan, kata bupati terlihat pergeseran budaya dan tradisi masyarakat asli dibandingkan tahun 70 an hingga 80 dengan era sekarang. “Memang tidak bisa kita hindari orang luar masuk membawa budaya baru dan pikiran baru yang bisa merusak mengikis budaya asli di Kabupaten Bulungan. Sehingga kita lakukan langkah antisipasi supaya bahasa dan budaya asli tetap dipertahankan,”pungkasnya (***)